Manusia; Makhluk yang Lemah
Pada suatu hari yang amat terik,
Khalifah Harun Al-Rasyid mengundang
Ibnu Samak, seorang ulama, ke istana
di Baghdad untuk meminta fatwa dan
nasihatnya. Khalifah meminta
pelayannya untuk menyajikan minuman
segar untuk Ibnu Samak.
Sebelum meminum, Ibnu Samak bertanya
kepada Khalifah, "Tuan, jika sekiranya
seteguk air minum itu sulit diperoleh
dan susah mencarinya, sedangkan tuan
sudah sangat kehausan, berapakah
kiranya seteguk air itu mau tuan
hargai?"
"Biar habis setengah kekayaanku, aku
mau membelinya," ujar Khalifah Harun
Al-Rasyid.
"Minumlah, tuanku, air yang seteguk
itu yang kadangkala harganya lebih
mahal daripada setengah kekayaan
tuanku!" lanjut Ibnu Samak.
Setelah Khalifah minum, Ibnu Samak pun
melanjutkan fatwanya. "Jika air yang
tuan minum tadi tidak mau keluar dari
diri tuan, meski sudah bersusah payah
berusaha tidak juga mau keluar,
berapakah kiranya tuan mau membayar
agar air itu dapat keluar?" tanya Ibnu
Samak lagi.
Harun Al-Rasyid menjawab, "Kalau air
itu tidak mau keluar lagi, apalah
gunanya kemegahan dan kekayaan ini.
Biarlah habis seluruh kekayaanku ini
untuk mengobati diriku, sehingga air
itu bisa keluar."
Ibnu Simak melanjutkan
pengajarannya, "Maka tidakkah tuan
insyaf, betapa kecil dan lemahnya kita
ini. Tibalah saatnya kita tunduk dan
patuh serta bersyukur kepadaNya dan
menyadari akan kelemahan diri kita."
Mendengar fatwa itu Khalifah menangis
tersedu.
Subhanallah, sungguh benarlah wasiat
Ibnu Samak pada Khalifah Harun Al-
Rasyid di atas. Betapa lemahnya
manusia. Bagaimanakah seandainya Allah
SWT dengan tiba-tiba menghentikan air
yang masuk dalam tubuh kita? Atau,
menghentikan denyut jatung dan paru-
paru, sedangkan kita masih hidup
bergelimang dosa. Sungguh kematian itu
datang tiba-tiba dengan sebab yang tak
terduga.
Betapa kufurnya kita, jika tidak
bersyukur kepada Allah SWT, sedangkan
hari ini kita masih bisa membuang
hajat dengan lancar, bernapas dengan
lega, dan jantung masih berdetak
dengan teratur. Jika kita menghitung
nikmat yang Allah SWT berikan, niscaya
tidak akan mampu menghitungnya.
Padahal, Allah SWT telah melengkapi
tubuh kita dengan segala perlengkapan,
sehingga dapat bertahan hidup dan
mencapai kebahagiaan. Tapi terkadang,
manusia melalaikan semua itu. Sampai-
sampai Allah SWT berfirman, "Hai
manusia, apakah yang telah memperdaya
kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah
menciptakan kamu lalu menyempurnakan
kejadianmu dan mejadikan(susunan
tubuhmu)mu seimbang." (QS. Al-
Infithaar (82) : 6-7).
Bagi Allah SWT amatlah mudah mencabut
nyawa kita kapan saja. Karenanya, kita
harus siap menyambut maut dengan iman
dan amal yang ikhlas.