Kamis, 14 Februari 2008

'Sebutir Kurma Penjegal Do'a''


Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim
bin Adham berniat ziarah ke Masjidil
Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia
membeli 1 kg kurma dari pedagang tua
di dekat Masjidil Haram. Setelah kurma
ditimbang dan dibungkus, Ibrahim
melihat sebutir kurma tergeletak di
dekat timbangan. Menyangka kurma itu
bagian dari yang ia beli, Ibrahim
memungut dan memakannya.

Setelah itu, ia langsung berangkat
menuju Al-Aqsa. Empat bulan kemudian,
Ibrahim tiba di Al-Aqsa. Seperti
biasa, ia suka memilih sebuah tempat
beribadah pada sebuah ruangan di bawah
kubah Sakhra. Ia shalat dan berdo'a
khusyu sekali. Tiba-tiba ia mendengar
percakapan dua Malaikat tentang
dirinya.

"Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah
yang zuhud dan wara yang do'anya
selalu dikabulkan ALLAH SWT," kata
malaikat yang satu.

"Tetapi sekarang tidak lagi. Do'anya
ditolak karena 4 bulan yang lalu ia
memakan sebutir kurma yang jatuh dari
meja seorang pedagang tua di dekat
Masjidil Haram," jawab malaikat yang
satu lagi.

Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia
terhenyak. Jadi, selama 4 bulan ini
ibadahnya, shalatnya, do'anya, dan
mungkin amalan-amalan lainnya tidak
diterima oleh ALLAH SWT gara-gara
memakan sebutir kurma yang bukan
haknya. "Astaghfirullahal adzhim,"
Ibrahim beristighfar.

Ia langsung berkemas untuk berangkat
lagi ke Mekkah menemui pedagang tua
penjual kurma. Untuk meminta
dihalalkan sebutir kurma yang telah
ditelannya. Begitu sampai di Mekkah,
ia
langsung menuju tempat penjual
kurma itu, tetapi ia tidak menemukan
pedagang tua itu melainkan seorang
anak muda.

"Empat bulan yang lalu saya membeli
kurma di sini, dari
seorang pedagang tua. Ke mana ia
sekarang?" tanya Ibrahim.

"Sudah meninggal sebulan yang lalu,
saya sekarang meneruskan pekerjaannya
berdagang kurma," jawab anak muda itu.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un,
kalau begitu kepada siapa saya meminta
penghalalan?"

Lantas Ibrahim menceritakan peristiwa
yang dialaminya, anak muda itu
mendengarkan penuh seksama.

"Nah, begitulah," kata ibrahim setelah
bercerita, "Engkau sebagai ahli waris
orangtua itu, maukah engkau
menghalalkan sebutir kurma milik
ayahmu yang terlanjur kumakan tanpa
izinnya?"

"Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH
saya halalkan. Tapi entah dengan
saudara-saudara saya yang jumlahnya 11
orang. Saya tidak berani
mengatasnamakan mereka, karena mereka
mempunyai hak waris yang sama dengan
saya."

"Di mana alamat saudara-saudaramu?
Biar saya temui mereka satu persatu."

Setelah menerima alamat, Ibrahim bin
Adham pergi menemui mereka. Walaupun
berjauhan, akhirnya selesai juga.
Semua setuju menghalakan sebutir kurma
milik ayah mereka yang termakan oleh
Ibrahim.

Empat bulan kemudian, Ibrahim bin
Adham sudah berada di bawah kubah
Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua
malaikat yang dulu terdengar lagi
bercakap-cakap.

"Itulah Ibrahim bin Adham yang do'anya
tertolak gara gara makan sebutir kurma
milik orang lain."

"Ooo, tidak, sekarang do'anya sudah
makbul lagi. Ia telah mendapat
penghalalan dari ahli waris pemilik
kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini
telah bersih kembali dari kotoran
sebutir kurma yang haram karena masih
milik orang lain. Sekarang ia sudah
bebas."

Oleh sebab itu, berhati-hatilah dengan
makanan yang masuk ke tubuh kita,
sudah halalkah? Lebih baik tinggalkan
bila ragu-ragu.

 
;