Selasa, 29 April 2008

" Allah Maha Menyayangi hambanya "

Orang-orang beriman tidak akan kecewa terhadap apa yang terjadi ke atas diri mereka. Mereka memahami bahwa setiap
peristiwa yang menyusahkan atau menyakitkan itu, akhirnya akan memberi kebaikan kepada dirinya.

Mereka berusaha melihat kebaikan dan maksud Allah menjadikan setiap peristiwa itu. Jika ia tidak nampak sebarang kebaikan di dunia ini, ia tetap yakin ada kebaikan di akhirat nanti, sehingga dgn itu ia dapat menerima setiap peristiwa yg berlaku itu dgn lapang dada.

Untuk melihat kebaikan dlm setiap perkara yg berlaku hendaklah kita benar-benar yakin bahwa perkara yg berlaku itu telah ditakdirkan oleh Allah. Tidak ada satu pun perkara yg
terjadi secara kebetulan walaupun perkara kecil seperti digigit serangga atau jatuhnya sehelai daun, semua itu terjadi dlm rangka memenuhi takdir Allah.

Yakinlah bahwa ada keburukan dalam peristiwa yg kita rasakan baik dan ada kebaikan dlm peristiwa yang kita rasakan buruk. Hanya Allah yg mengetahui peristiwa-peristiwa yg
baik dan yg buruk, krn kebijaksanaan-Nya yg tidak terbatas. Sedangkan pengetahuan kita sangat terbatas dan hanya mampu melihat sesuatu peristiwa itu dari kulitnya saja. Firman Allah:

"... boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." [al-Baqarah, 2: 216]

Percayalah bahawa Allah tidak membebankan kita melebihi kemampuan yg ada pada diri kita. Kerana itu ujian yg ditimpakan kpd seseorang berbeda dgn orang lain. Ini sesuai dgn firman Allah: "Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut
kesanggupannya. " [al-Mu`minun, 23: 62]

"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekadar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni syurga; mereka kekal di dalamnya." [al-A'raaf, 7: 42]

Kita hendaklah tetap ingat ada kebaikan dlm setiap peristiwa yg berlaku, kerana itu tdk wajar untuk kita rasa marah atau memberontak. Perasaan itu jika terlintas di hati kita hanyalah tipu daya syaitan yg dihembuskan ke dalam hati kita. Semua itu hanya membawa kpd kemurkaan
Allah. Firman-Nya: ". dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." [Yusuf,12: 87]

Menyerahkan Diri kepada Takdir Pada dasarnya, apa yg harus kita dilakukan adalah menyerahkan diri pd takdir yg telah ditetapkan oleh penciptanya, dan menyedari bahawa segalanya akan berakhir. Sekiranya yg kita alami adalah kesusahan dan kesakitan, ingatlah firman Allah bahawa selepas kesusahan itu ada kesenangan. Firman-Nya:

"Sesungguhnya pada setiap kesusahan itu ada kesenangan. Maka pada setiap kesusahan itu ada kebaikan." [al-Insyirah, 94:5-6]

Orang-orang yang benar keimanannya menggunakan setiap detik kehidupan mereka dengan mengakui bahawa apa pun yang terjadi, semuanya merupakan takdir yang telah direncanakan oleh Allah dengan maksud-maksud tertentu. Mereka terus mengambil manfaat dari pandangan yg positif ini. Mereka tahu bahawa menyesal dan memberontak tidak akan mengubah apa pun dalam takdir yg telah ditetapkan itu.

Maha Suci Allah, sesungguhnya Allah terpelihara daripada bersifat zalim.
Bahkan Allah sangat menyayangi hamba-hambanya. Dalam situasi seperti ini,
dapatlah diukur sejauh mana iman kita kepada Allah SWT.

 
;