Senin, 03 Maret 2008

Bekerjalah untuk Allah

Suatu ketika, ada seorang lelaki yang

amat miskin. Dia bawa sekop dan kapak
menuju ke suatu pasar untuk mencari
kerja. Sedemikian miskinnya, sampai
tidak ada apa pun di rumahnya. Dia
duduk di pasar, menunggu seseorang
datang untuk memberi pekerjaan. Dia
menunggu dan menunggu. Tak seorang pun
memanggilnya sampai dia putus harapan
dan berjalan menuju sebuah masjid
ketika hari sudah sore. Katanya, "Jika
tak seorang pun memberi pekerjaan
padaku hari ini, aku akan bekerja
untukMu, ya Allah."

Ketika dia pulang ke rumah, istrinya
bertanya, "Suamiku, apakah engkau
membawa sesuatu untuk anak kita?" Dia
pun menjawab, "Hmm... Aku baru saja
bekerja pada Majikan yang kaya raya
dan Dia menyuruhku datang kembali
besok karena masih banyak pekerjaan
untuk diselesaikan."

Mereka amat sabar dan menyuruh anak-
anaknya tidur walaupun tanpa diberi
makanan. Mereka mampu menjalani
kesulitan itu.

Keesokan harinya, laki-laki itu pergi
lagi ke pasar, namun tetap tak seorang
pun menawarinya bekerja sampai
menjelang sore. Dia ambil wudhu dan
kembali masuk ke masjid untuk shalat.
Setelah shalat, dia berkata, "Ya
Tuhanku, tak seorang pun menawariku
bekerja, maka aku di sini demi Engkau
saja."

Ketika pulang ke rumah, istrinya
sangat berharap suaminya membawa
makanan, namun dia mengatakan hal yang
sama bahwa keesokan hari majikan masih
memanggilnya bekerja.

Pada hari ketiga saat orang itu pergi
ke pasar, hal yang sama terulang
kembali. Di masjid dia berdo'a, "Ya
Tuhanku, tak ada yang memberiku
pekerjaan. Aku datang padaMu, maka
terimalah pekerjaanku!" Lalu dia
bungkus garam pada sapu tangannya agar
dikira pulang membawa hasil.

Saat memasuki rumah, dilihatnya anak
dan istrinya sedang bergembira
menyambutnya. Dia sembunyikan buntalan
sapu tangan itu di belakang pintu dan
bertanya apa gerangan yang terjadi
karena dia mencium bau masakan yang
harum.

"Suamiku, begitu engkau pergi,
seseorang datang dan mengetuk pintu.
Dia mengantarkan piring yang tertutup
yang isinya adalah makanan dan masih
ada hadiah-hadiah lain, semuanya
terbuat dari emas. Dia katakan ini
adalah pembayaran dari hasil kerjamu.
Aku hanya mengambil satu koin emas,
dengan koin itu seekor keledai dapat
membawa seluruh barang-barang
kebutuhan yang aku beli dari pasar."

Laki-laki itu bersyukur pada Allah.
Lalu istrinya bertanya, "Apa yang tadi
engkau bawa?" Karena ingin sekali
melihatnya, diambilnya buntalan garam
itu, namun buntalan itu menjadi berat,
ketika dibuka ternyata isinya penuh
dengan emas.

 
;