
giliran piket membersihkan kelas. Pagi-
pagi ketika semua temannya belum tiba
di sekolah, dia sudah berada di dalam
kelas untuk melaksanakan tugasnya.
Ketika sedang menyapu di dalam kelas
itulah dia tidak sengaja menyenggol
vas bunga di meja gurunya hingga vas
itu jatuh ke lantai dan pecah
berantakan. Karena takut dimarahi oleh
gurunya, anak tersebut cepat-cepat
membersihkan pecahan-pecahan vas lalu
membuang dan menyembunyikannya ke
dalam tong sampah di belakang sekolah.
Saat jam pelajaran dimulai, guru yang
bersangkutan pun datang. Guru itu pun
kaget menemukan mejanya yang kosong.
Satu per satu anak-anak didiknya
ditanya. Tapi tentu saja, tidak ada
seorang pun yang mengakui di mana
keberadaan vas bunga kesayangan guru
tersebut. Hanya seorang anak saja,
yang piket hari itu, yang mengetahui
semuanya, tapi dia pun tidak mau terus
terang karena takut dimarahi dan
diberi hukuman oleh gurunya.
Berhari-hari anak tersebut
menyembunyikan rahasianya. Dia menjadi
sering gugup di depan gurunya, bahkan
tidak bisa berkonsentrasi saat
pelajaran di dalam kelas. Rasa
bersalah terus mendera hatinya. Kalau
malam tiba, dia menjadi tidak nyenyak
tidur, makan pun dia menjadi tidak
berselera. Hingga pada akhirnya anak
itu pun memutuskan untuk berterus
terang kepada gurunya.
Apa yang terjadi ketika anak itu terus
terang? Guru itu memang kecewa dengan
pengakuan terlambat dari sang anak.
Guru itu memarahi muridnya tentu saja,
lalu dihukum berdiri di luar kelas
satu hari penuh. Namun ternyata anak
itu menjalani hukumannya dengan
perasaan lega. Sejak hukuman itu, dia
bisa nyenyak tidur dan bisa menikmati
makan dengan enak. Dia merasakan
sebuah beban yang sangat berat yang
berhari-hari menghimpit dadanya sudah
hilang.
Ternyata, kejujuran itu lebih manis
rasanya. Jika kita melakukan sebuah
kesalahan yang menuntut untuk
dikatakan, maka kejujuran adalah yang
terbaik. Jangan takut dengan hukuman,
karena itu memang sudah menjadi
konsekuensi dari setiap kesalahan yang
kita perbuat. Jalani saja, dan nikmati
proses pendewasaan diri dari setiap
kesalahan dan hukuman tersebut. Karena
hidup memang penuh dengan aral
melintang, semak belukar, dan
kesalahan-kesalahan kecil atau besar
yang kelak akan menjadi pelajaran
sangat berharga bagi diri kita.